Oleh : Drs. H. Hasan *)
Ilmuwan menerangkan bahwa gerhana matahari itu disebabkan perselisihan jalan antara matahari dengan bulan, bagaimana menurut Al-Qur’an? Dalam Surat Yasin : 37, “Matahari itu beredar di tempat ketetapannya.” Qur’an Surat Yasin : 38, “Bagi bulan itu kami telah tetapkan beberapa tempat (peredarannya).” Surat Yasin : 40, “Tiap-tiap sesuatu beredar melayang (di udara) dengan perhitungan.” Surah Ar-Rahman : 5, “Matahari dan bulan itu (beredar) dengan perhitungan.”
Empat ayat itu saja sudah cukup menerangkan bahwa tiap-tiap suatu benda yang di udara, seperti matahari, bumi, bulan, dan lain-lain bintang itu, terus beredar atau beredar di masing-masing tempat (jalan) yang telah ditetapkan oleh Allah. Dengan ini kita ketahui bahwa pendapat ulama falak Islam dan ilmuwan Eropa sekarang sesuai dengan Al-Qur’an. Firman Allah dalam Al-Qur’an Surah Az-Zumar : 5, “(Allah) menggulingkan malam atas siang dan menggulingkan siang atas malam.”
Dengan memperhatikan sedikit saja akan ayat itu, kita dapat mengetahui bahwa kejadian siang untuk sebagian dari bumi ini, disebabkan bumi berputar di hadapan Matahari, dan kejadian malam bagi sebagian daripada bumi ini disebabkan bagian itu tidak menghadap matahari, dan ayat ini sendiri menunjukkan dengan terang bahwa, bumi itu bulat bukan seperti meja, karena gulingan dan peredaran siang dan malam seperti yang tersebut di ayat itu tidak akan terjadi kalau bumi ini datar seperti meja.
Fiman Allah dalam Al-Qur’an surah Yunus : 5, “Ialah (Tuhan) yang menjadikan matahari itu terang dan bulan itu bercahaya dan Ia telah tentukan beberapa tempat (peredarannya) supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan.” Ayat ini menerangkan bahwa Allah adakan matahari sebagai penerangan dan Ia adakan bulan sebagai cahaya dan Ia adakan hari, bulan, tahun dan sebagainya. Dari itu semua dapatlah kita ringkaskan sebagai berikut:
1. Matahari, bumi, bulan, dan lain-lain bintang di udara itu semuanya beredar.
2. Bumi ini berputar, berguling di hadapan matahari.
3. Bulan juga beredar, berguling di tempatnya sendiri
4. Sekalian benda yang beredar dan berguling menurut sifatnya sudah pasti bulat atau jadi bulat.
5. Peredaran bulan itu, jadi satu tanda untuk mengenal perhitungan hari falak dan sebagainya.
Kita mengetahui bahwa bumi ini berguling di hadapan matahari dan kita mengetahui juga bahwa bulan itu beredar, peredaran mana, kata para ahli ia kelilingi bumi, sesudah mengetahui hal itu, tidak susah bagi kita mengetahui gerhana bulan dan gerhana matahari. Akan terjadi gerhana matahari apabila perjalanan bulan itu kebetulan jatuh di tengah-tengah antara matahari dan bumi. Dan akan terjadi pula gerhana bulan apabila ia mengahadap matahari betul-betul, tetapi dihalangi oleh bumi.
Pendeknya, perjalanan matahari, bumi, bulan, bintang, gerhana matahari, gerhana bulan, dan sebagainya, sebagaimana tersebut di dalam teori ilmu falak sekarang tidak ada yang menyalahi pandangan Islam, bahkan sudah lama dikemukakan Allah dalam Al-Qur’an kitab suci kaum muslimin.
Dalam Majalah Panji Masyarakat No. 607 Th XXX, 24 Sya’ban - 4 Ramahan 1409 H ( 1 – 10 April 1989 M) mengemukakan bahwa pada tahun 1633, Galelia seorang ilmuwan Kristen berkebangsaan Italia dipenjarakan seumur hidup karena bukunya yang berjudul “DIALOGUE” memuat pernyataan bahwa “Matahari adalah pusat alam semesta dan bukan bumi.”
Beliau dipenjarakan oleh dewan gereja karena dituduh menyimpang dari ajaran kitab suci. Nanti tahun 1980 Yohanes Paulus menunjuk sebuah komisi yang terdiri dari ilmuwan dan agamawan untuk meneliti kembali mengenai pendapat Galelia itu, dan ternyata Galelia benar dan kitab sucinya yang salah.
Sebenarnya bila kita mengamati ayat-ayat Al-Qur’an yang menyangkut masalah peristiwa-peristiwa alam, teryata bukan hanya gerhana, tetapi Al-Qur’an mengungkapkan berbagai-bagai hal menyangkut segala perkembangan alam raya. (***)
*) H. Hasan, pemerhati sosial dan keagamaan Sultra
PENGAJIAN MAJELIS TA'LIM RT.02 RW.05 SADENG KAUM MERUPAKAN WADAH KEBERSAMAAN DI BIDANG DA'WAH MAUPUN PENGETAHUAN UMUM DALAM FORUM INTERAKTIF KOMUNIKASI DAN INFORMASI GLOBAL RUKUN WARGA 05 SADENGKAUM DESA SIBANTENG SLOGAN : BELAJAR SEBELUM AJAL TIBA DAN KERJA KERAS MEMBANGUN WARGA, MELAYANI BUKAN SEKEDAR INFORMASI, MELAINKAN SUMBER DATA UNTUK KEPENTINGAN WARGA !
Selasa, 21 Juli 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Selamat Datang .............!!!!
Selamat Datang Diblog Sadengkaum-online
PENDIRI DAN PENGASUH PONDOK PESANTEN AL-I'TIDA SADENGKAUM
K.H. Abdul Karim adalah Pendiri Pondok Pesantren AL I'TIDA yang sekarang diasuh oleh Anak-anaknya karena kesibukannya dalam memenuhi panggilan mengajar / ceramah di luar pesantren, tidak meninggalkan pondok pesantren sepenuhnya dan jumlah murid di pondok pesantren ini 120 murid. Kalau melihat dari sosok pendiri ini adalah pekerja keras, tekun, ulet, penuh dedikasi terhadap ponpes dan dilingkungan warga masyarakat, cara memberi pelajaran ataupun ceramah penuh dengan humor tidak menghilangkan pokok dari pelajaran, Sekarang ini Ponpes Al I'tida sedang membangun ponpes baru melihat kondisi murid semakin banyak dan perlu bantuan dari para DONATUR untuk membangun Ponpes Al I'tida ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar